
Banjir adalah peristiwa tergenanginya suatu daratan oleh sesuatu, yang paling sering terjadi yaitu banjir air. Penyebab dari banjir itu sendiri ada beberapa hal. Penyebab yang paling populer dan sering terjadi di berbagai tempat yaitu oleh air hujan yang turun secara berkepanjangan, dengan tingkat curah hujan tinggi dan tentunya dengan areal yang relatif besar. Hal tersebut dapat terjadi di dataran rendah maupun tinggi. Dengan semakin berkurangnya permukaan tanah yang bertugas menyerap air hujan di dataran tinggi, berkurangnya pepohonan yang membantu penyerapan serta penahan tanah, maka banjir bandang dapat melanda daerah-daerah di sekitar aliran sungai yang melaluinya. Penyebab kedua akhir-akhir ini sering terjadi dan dimuat dalam berita baik media cetak maupun media elektronik yaitu air pasang maupun ROB.
ROB merupakan kejadian meluapnya atau pasangnya permukaan air laut ke daratan di sekitarnya. Dengan kata lain ROB dapat disebut juga dengan peristiwa air pasang. Kedua peristiwa tersebut merupakan dua hal diantara beberapa hal lain yang menjadi penyebab banjir. Jangkauan ROB mengikuti perbandingan lurus terhadap tinggi permukaan air laut dan berbanding terbalik terhadap ketinggian tanah disekitarnya. Istilah ROB dipergunakan jika peristiwa tersebut terjadi di sekitar laut atau pantai. Sedangkan istilah air pasang lebih sering dipergunakan untuk menyebut peristiwa naiknya permukaan air kedaratan yang relatif jauh dari laut. Air pasang sebenarnya juga disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut dibandingkan daratan, kenaikan tersebut melalui jalur sungai yang ada, sehingga dapat menggenangi suatu tempat di daratan meskipun jauh dari laut atau pantai.
ROB atau air pasang itu sendiri dapat disebabkan beberapa hal, yang pertama adalah bertambahnya kapasitas air di lautan yang akhir-akhir diduga karena terjadinya global warming alias pemanasan global. Penyebab ROB yang berikutnya adalah terjadinya penurunan permukaan tanah. Global warming sekarang sedang marak dituduh sebagai satu-satunya penyebab terjadinya kenaikan permukaan air laut. Kajian tersebut dianalisa dari mencairnya gunung-gunung es yang ada di kutub bumi karena memanasnya suhu udara secara global di seluruh permukaan bumi ini.
Di seluruh penjuru dunia mendapatkan ancaman akan tenggelam, terutama pulau-pulau dengan ketinggian permukaan tanah yang relatif rendah. Indonesia terdapat daratan bahkan pulau-pulau yang sangat rendah. Kita ambil beberapa contoh dataran rendah yang sudah diperingatkan terancam tenggelam yaitu Jakarta memiliki beberapa tempat yang memiliki ketinggian 10 meter dari permukaan laut. Ketinggian permukaan tanah sebagian dari Kota Semarang mencapai 1 meter. Kota Pontianak dan beberapa kabupaten disekitarnya memilki ketinggian tanah kurang dari 1 meter bahkan 0.5 meter. Ketinggian permukaan tanah tersebut merupakan catatan pada tahun 2008, ada kemungkinan akan terus berkurang pada tahun-tahun berikutnya.

Wah serem juga ya pak!!saya sebagai orang pontianak jadi ikut was-was nih dengan peringatan itu!thank's infonya...
BalasHapusSesungguhnya kejadian banjir adalah hasil interaksi manusia dan alam yang keduanya saling memengaruhi dan dipengaruhi. Menunjuk faktor tunggal penyebab banjir dengan demikian menjadi tidak bijaksana dan kemungkinan besar, bahkan akan dapat salah arah. Penyebabnya tidak hanya melibatkan alam, tetapi juga manusia; juga lokal dan global. Dengan demikian penyebabnya bukan hanya masalah teknis, tetapi juga nonteknis. Penyebab banjir antara lain :
BalasHapus· Curah hujan yang sangat tinggi. Sebagai contoh, pada tahun 2004, BMG mencatat curah hujan di Kota Pontianak Oktober 182,0 mm selama 17 hari, September 308,9 mm selama 21 hari, November 351,3 mm selama 22 hari, dan Desember 421,6 mm selama 25 hari. Pada tahun 2005, untuk bulan September 229,6 mm selama 16 hari, Oktober 538,3 mm selama 23 hari, dan November tercatat sebanyak 234,8 mm. selama 18 hari;
· Pasang surut air laut;
· Kirim air hujan dari pehuluan;
· Kerusakan kawasan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Kapuas dan Landak, dimana daya tampung palung sungai menjadi kecil;
· Saluran air yang tidak berfungsi dengan baik, karena banyak yang tersumbat, ditutup, atau dicaplok menjadi lahan rumah sehingga aliran air menjadi tersumbat atau tidak lancar;
· Tanah yang mempunyai daya serapan air yang buruk;
· Kian meluasnya permukaan tanah yang tertutup / ditutup. Terjadi perubahan tata air permukaan karena perubahan rona alam yang diakibatkan oleh pemukiman, industri dan pertanian.
· Tingginya sedimentasi, yang menyebabkan sungai dan parit cepat mendangkal;
· Permukaan air tanah yang tinggi (daerah datar). Jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga air mengalir pada permukaan;
· Buruknya penanganan sampah kota serta tidak memadainya infrastruktur pengendali air permukaan;
· Perubahan / instabilitas iklim yang disertai badai tropis. Penyimpangan iklim yang disebut gejala El Nino dan La Nina, gejala ketidakteraturan dan ekstremitas cuaca. Kenaikan suhu mejadikan gejala El Nino dan La Nina menjadi dominan, dan yang mengacaukan iklim terutama di kawasan Pasifik;
· Gelombang besar / Tsunami akibat gempa bumi menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai pada wilayah tertentu di tanah air;
· Telah tidak berfungsinya berbagai jenis kawasan lindung untuk menyerap air akibat ulah manusia, karena besarnya peluang (opportunity sets) bagi perorangan / perusahaan merusak sumber daya alam akibat berbagai fungsi lembaga-lembaga publik yang tidak jalan sebagaimana mestinya.
eh..satu lagi yg sangat penting...pemkot jangan acc gitu aja kalo ada pengembang mau buka kawasan perumahan (baca=real astate...biar agak keren) atawa megamall atawa auperblock lainnya yg tentunya menggunakan lahan yg luas. Ayo itung aja pertahunnya berapa puluh hektar kawasan yg tadinya sawah/kebun/ex pemukiman pddk yg ditutupi mrka dengan pohon beton ataw tikar beton/aspal....???
BalasHapus